1. Merlion in Singapore
By Mr. Fraser Brunner (Patung)
Merlion Dirancang oleh Mr. Fraser
Brunner, anggota panitia suvenir dan kurator di Van Kleef Aquarium, kepala
singanya melambangkan singa yang terlihat oleh Pangeran Sang Nila Utama seperti
yang tercantum dalam “Sejarah Melayu”. Ekor ikan sang Merlion melambangkan kota
kuno Temasek (berarti “laut” dalam bahasa Jawa), nama Singapura sebelum sang
Pangeran menamakannya “Singapura” (berarti “lion” (singa) “city” (pura) dalam
bahasa Sansekerta) dan juga melambangkan awal Singapura yang sederhana,yaitu sebagai
perkampungan,nelayan.
Berukuran tinggi 8,6 meter dan berbobot
70 ton, patung Merlion ini dibangun dari campuran semen oleh seniman Singapura,
almarhum Mr. Lim Nang Seng. Patung Merlion kedua yang lebih kecil, berukuran
tinggi dua meter dan berbobot tiga ton, juga dibangun oleh Mr. Lim. Bagian
badannya terbuat dari campuran semen, kulitnya dari pelat porselen dan matanya dari
cangkir teh kecil berwarna,merah.
Area yang juga disebut sebagai Merlion Park ini segera menjadi tempat atraksi wisata yang populer, dan menjadi salah satu tempat-tempat terkenal di kota-kota besar dunia. Perdana Menteri Singapura pada waktu itu, Mr. Lee Kuan Yew, meresmikan upacara pemasangan Merlion ini pada tanggal 15 September 1972. Sebuah prasasti perunggu mengabadikan peristiwa bahagia tersebut dengan tulisan, “Merlion ini didirikan sebagai lambang untuk menyambut semua pengunjung ke,Singapura.” Merlion Cub terletak 28 meter di belakang sang Merlion. Dipasang pula sebuah sistem pompa untuk Merlion dan anak Merlion, sehingga dapat menyemburkan air sepanjang hari dan malam.
Area yang juga disebut sebagai Merlion Park ini segera menjadi tempat atraksi wisata yang populer, dan menjadi salah satu tempat-tempat terkenal di kota-kota besar dunia. Perdana Menteri Singapura pada waktu itu, Mr. Lee Kuan Yew, meresmikan upacara pemasangan Merlion ini pada tanggal 15 September 1972. Sebuah prasasti perunggu mengabadikan peristiwa bahagia tersebut dengan tulisan, “Merlion ini didirikan sebagai lambang untuk menyambut semua pengunjung ke,Singapura.” Merlion Cub terletak 28 meter di belakang sang Merlion. Dipasang pula sebuah sistem pompa untuk Merlion dan anak Merlion, sehingga dapat menyemburkan air sepanjang hari dan malam.
2. Girl With A Pearl Earring By Jan Vermeer (Lukisan)
Lukisan karya Jan Vermeer ini menggambarkan foto diri
seorang gadis, yang diasumsikan hendak melangsungkan pernikahan. Titik
pandangan lukisan ini terletak pada permainan warna di latar lukisan dan
dibagian anting telinga. Saking populernya “Girl With A Pearl Earring” sering
disandingkan dengan “Mona Lisa” karya Leonardo Da Vinci. Lkisan ini bahkan
mendapat julukan “Mona Lisa Of The North” atau “The Dutch Mona Lisa”. Saat ini, lukisan ini tersimpan di The
Maurtshis in The Hague.
3. Jakata
Avadana In Candi Brobudur (Relief)
Deretan relief di bagian bawah dinding
utama lorong pertama berjumlah 120 panel, di bagian atas balustrade (pagar
langkan) teras pertama berjumlah 372 panel relief, dan bagian bawah balustrade
berjumlah 128 panel.
Jataka adalah cerita tentang sang
Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya yang pokok adalah
penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Boddhisatwa dari makhluk lain
manapun juga. Sesungguhnyalah, pengumpulan jasa adalah syarat mutlak sebagai
tahap persiapan dalam usaha menuju ke tingkat ke buddhaan.
Sesuai dengan kenyataan bahwa sang
Boddhisatwa telah mengalami dilahirkan dan dilahirkan kembali sampai
beratus-ratus kali, baik sebagai binatang maupun dalam bentuk manusia, maka
cerita Jatakapun ratusan jumlahnya yang dibukukan dalam berbagai himpunan.
Himpunan yang paling terkenal adalah Jatakamala atau "Untaian (cerita)
Jataka" karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad ke-4 Masehi.
Awadana pada dasarnya sama saja dengan
jataka, hanya saja pelaku utamanya bukan sang Boddhisatwa sendiri melainkan
orang lain sama sekali. Cerita-ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana (yang
berarti perbuatan-perbuatan mulia kedewaan) dan kitab Awadanasataka atau
seratus cerita Awadana.
Relief cerita deretan bawah pada
dinding lorong tingkat pertama diawali dengan penyajian cerita
Sudhanakumarawadana, yaitu Perbuatan-perbuatan mulia Pangeran Sudhana. Cerita
ini diambil dari himpunan Diwywadana dan dipahatkan pada 20 bidang pigura.
Dalam relief deretan atas yang
menghiasi pagar langkan tingkat pertama, 135 pigura yang pertama mengambarkan
34 buah cerita saduran dari Jatakamala. Pigura-pigura selebihnya yang berjumlah
237 buah menggambarkan cerita-cerita yang diambil dari sumber-sumber lain.
Demikian pula halnya dengan relief yang dibawah dan deretan relief yang
menghiasi langkan lorong tingkat kedua. Cerita-cerita itu tidak semuanya
jataka. Ada pula diantaranya yang merupakan awadana. Selanjutnya sangatlah
menarik perhatian bahwa beberapa jataka digambarkan sampai dua kali meskipun
tidak dalam deretan yang sama.
Jataka-jataka itu tidak disusun menurut
suatu urutan yang teratur, yaitu mulai dari penjelmaan Sang Boddhisatwa sebagai
seekor binatang sampai memuncak dalam penjelmaan sebagai dewa di kayangan.
4. Café Terrace at
Night by Vincent Van Gogh (Lukisan)
Dalam lukisan ini Van Gogh menggambarkan sebuah kafe di Arles, kemudian Cafe Teras dan hari
ini disebut Cafe van Gogh. Gaya lukisan unik untuk Van Gogh dengan warna-warna hangat
dan kedalaman perspektif
0 comments: