Friday, March 15, 2013



            1.   Merlion in Singapore By Mr. Fraser Brunner (Patung)

 
Merlion Dirancang oleh Mr. Fraser Brunner, anggota panitia suvenir dan kurator di Van Kleef Aquarium, kepala singanya melambangkan singa yang terlihat oleh Pangeran Sang Nila Utama seperti yang tercantum dalam “Sejarah Melayu”. Ekor ikan sang Merlion melambangkan kota kuno Temasek (berarti “laut” dalam bahasa Jawa), nama Singapura sebelum sang Pangeran menamakannya “Singapura” (berarti “lion” (singa) “city” (pura) dalam bahasa Sansekerta) dan juga melambangkan awal Singapura yang sederhana,yaitu sebagai perkampungan,nelayan.
        Berukuran tinggi 8,6 meter dan berbobot 70 ton, patung Merlion ini dibangun dari campuran semen oleh seniman Singapura, almarhum Mr. Lim Nang Seng. Patung Merlion kedua yang lebih kecil, berukuran tinggi dua meter dan berbobot tiga ton, juga dibangun oleh Mr. Lim. Bagian badannya terbuat dari campuran semen, kulitnya dari pelat porselen dan matanya dari cangkir teh kecil berwarna,merah.
        Area yang juga disebut sebagai Merlion Park ini segera menjadi tempat atraksi wisata yang populer, dan menjadi salah satu tempat-tempat terkenal di kota-kota besar dunia. Perdana Menteri Singapura pada waktu itu, Mr. Lee Kuan Yew, meresmikan upacara pemasangan Merlion ini pada tanggal 15 September 1972. Sebuah prasasti perunggu mengabadikan peristiwa bahagia tersebut dengan tulisan, “Merlion ini didirikan sebagai lambang untuk menyambut semua pengunjung ke,Singapura.”                                                 Merlion Cub terletak 28 meter di belakang sang Merlion. Dipasang pula sebuah sistem pompa untuk Merlion dan anak Merlion, sehingga dapat menyemburkan air sepanjang hari dan malam.

2.  Girl With A Pearl Earring By Jan Vermeer (Lukisan)
Lukisan karya Jan Vermeer ini menggambarkan foto diri seorang gadis, yang diasumsikan hendak melangsungkan pernikahan. Titik pandangan lukisan ini terletak pada permainan warna di latar lukisan dan dibagian anting telinga. Saking populernya “Girl With A Pearl Earring” sering disandingkan dengan “Mona Lisa” karya Leonardo Da Vinci. Lkisan ini bahkan mendapat julukan “Mona Lisa Of The North” atau “The Dutch Mona Lisa”.  Saat ini, lukisan ini tersimpan di The Maurtshis in The Hague.








3.  Jakata Avadana In Candi Brobudur (Relief)
Deretan relief di bagian bawah dinding utama lorong pertama berjumlah 120 panel, di bagian atas balustrade (pagar langkan) teras pertama berjumlah 372 panel relief, dan bagian bawah balustrade berjumlah 128 panel.
Jataka adalah cerita tentang sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya yang pokok adalah penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Boddhisatwa dari makhluk lain manapun juga. Sesungguhnyalah, pengumpulan jasa adalah syarat mutlak sebagai tahap persiapan dalam usaha menuju ke tingkat ke buddhaan.
 Sesuai dengan kenyataan bahwa sang Boddhisatwa telah mengalami dilahirkan dan dilahirkan kembali sampai beratus-ratus kali, baik sebagai binatang maupun dalam bentuk manusia, maka cerita Jatakapun ratusan jumlahnya yang dibukukan dalam berbagai himpunan. Himpunan yang paling terkenal adalah Jatakamala atau "Untaian (cerita) Jataka" karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad ke-4 Masehi.
Awadana pada dasarnya sama saja dengan jataka, hanya saja pelaku utamanya bukan sang Boddhisatwa sendiri melainkan orang lain sama sekali. Cerita-ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana (yang berarti perbuatan-perbuatan mulia kedewaan) dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana.
Relief cerita deretan bawah pada dinding lorong tingkat pertama diawali dengan penyajian cerita Sudhanakumarawadana, yaitu Perbuatan-perbuatan mulia Pangeran Sudhana. Cerita ini diambil dari himpunan Diwywadana dan dipahatkan pada 20 bidang pigura.
Dalam relief deretan atas yang menghiasi pagar langkan tingkat pertama, 135 pigura yang pertama mengambarkan 34 buah cerita saduran dari Jatakamala. Pigura-pigura selebihnya yang berjumlah 237 buah menggambarkan cerita-cerita yang diambil dari sumber-sumber lain. Demikian pula halnya dengan relief yang dibawah dan deretan relief yang menghiasi langkan lorong tingkat kedua. Cerita-cerita itu tidak semuanya jataka. Ada pula diantaranya yang merupakan awadana. Selanjutnya sangatlah menarik perhatian bahwa beberapa jataka digambarkan sampai dua kali meskipun tidak dalam deretan yang sama.
Jataka-jataka itu tidak disusun menurut suatu urutan yang teratur, yaitu mulai dari penjelmaan Sang Boddhisatwa sebagai seekor binatang sampai memuncak dalam penjelmaan sebagai dewa di kayangan.

4.  Café Terrace at Night by Vincent Van Gogh (Lukisan)
Dalam lukisan ini Van Gogh menggambarkan sebuah kafe di Arles, kemudian Cafe Teras dan hari ini disebut Cafe van Gogh. Gaya lukisan unik untuk Van Gogh dengan warna-warna hangat dan kedalaman perspektif







0 comments:

Copyright © 2012 WinterGirl | Another Theme | Designed by Johanes DJ